Bukan Layang-layang Putus (Sebuah Prosais)
Daftar Isi
"Bibirmu
semanis madu", katamu. "Bergetar, lantunkan qalam Rabbmu. Sepadan merah warna jambu. Memadu jilbab dan akhlakmu.” Ah aku suka rayuanmu.
Lalu kita
berbulan madu. Kesibukan, setelah ijab qabul kita berguru. Aku menjadi wanita paling sempurna. Berhias di
singgasana. Harta, jabatan dan rupa. Tak sanksi juga soal Agama.
"Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, tapi ia amat
buruk bagimu. Allah mengetahui. Sedangkan kamu tidak mengetahui,” Kata Rabbku.
Ya! Aku belajar paham. Baik awal, tidak selalu akhir. Istikharah cinta, tak dulu terpikir. Sudah empat mempunyai buah hati. Kau bilang ini malam
terakhir. Dengan lembar terbaring kaku.
Bentuk frontalku, tak mau dimadu.
Bukan layang-layang putus. Terombang-ambing,
tercabik-cabik oleh angin. Aku akan kokoh, sekokoh pohon jati, rindang memberi
perlindungan pada hati anak-anak yang kau beri.
Posting Komentar