Adopsi Hutan, Alternatif Pelestarian Hutan Kekinian
Daftar Isi
Masih ingatkah kebakaran tahun 2019? Menurut catatan pemerintah, ada lebih satu juta hektar hutan terbakar. Ada sekitar 708 juta ton karbon dioksida terlepas dari atmosfer. Terhirup. Rasanya seperti di ruang tertutup lalu dialiri asap. Dada sesak. Mata sering mengernyit karena perih. Anak-anak terpaksa diliburkan dari sekolah. Menyisakan cerita bahwa kerusakan hutan menjadi momok menakutkan tidak hanya fauna yang ada didalamnya atau orang-orang yang hidup berdampingan langsung. Namun, seluruh isi alam merasa akibatnya. Negarapun mengalami kerugian lebih dari 5 miliar. Saya abadikan kisah ini di sini.
Pertanyaanya hutan terbakar atau dibakar? Disini saya sebagai orang awam tidak menyinggung hal tersebut. Biarlah proses menemukan akhir dari permasalahan itu. Berhenti saling menyalahkan, saya tertarik dengan hutan Itu Indonesia yang sudah berkolaborasi dengan mitra pendukung mensosialisasikan aksi adopsi pohon di hari hutan Indonesia, pada tanggal 7 Agustus 2020 lalu.
Kenapa Adopsi Pohon Menarik Perhatian Saya?
Saya tertarik karena prihatin mengamati kondisi hutan kita sekarang. Informasi yang saya baca mengungkapkan bahwa hutan kita tidak sedang baik-baik saja. Meskipun kebakaran sudah teratasi nyatanya ditempat saya tinggal, Jambi memperlihatkan lanskap Berbak-Sembilang secara keseluruhan di provinsi ini dan Sumatera Selatan kehilangan lebih dari 91.500 hektar hutan primer. Data ini menurut studi tahun 2019 dan data satelit dari University of Maryland yang divisualisasikan di Global Forest Watch (GFW).
Divisualisasikan oleh Global Forest Watch menunjukkan hilangnya tutupan pohon di wilayah Berbak dan Sembilang di Taman Nasional Berbak-Sembilang. Sumber gambar :Mongabay.com
|
Tidak bisa dipungkiri, ini adalah kabar buruk. Kita butuh hutan, dulu, sekarang dan nanti. Ada ketergantungan dengan hutan. Hutan membantu menjaga iklim agar tetap stabil. Hutan mempunyai kemampuan menghirup karbon dan menghilangkannya dari atmosfer. Hutan mampu menyimpan hampir 300 miliar ton karbon. Lalu, bagaimana jika hutan banyak yang hilang?
Mengurangi dampak hutan yang hilang, hutan itu Indonesia bersama WARSI dan WWF Indonesia mengadopsi sebanyak 1039 pohon yang tersebar di hutan adat Rantau Kermas , Jambi, hutan Nagari Sungai Buluh, Sumatera Barat dan TN Rinjani. Mengadopsi pohon berarti kita telah ikut terlibat dalam usaha mengurangi potensi hilangnya hutan. Tindakan nyata ini melindungi hutan dan keanekaragaman di dalamnya. Membantu agar iklim tetap seimbang dan stabil.
“Jika kita pernah sakit dan menderita karena kehilangan, berfikirlah untuk menjaga yang masih ada.”
Apa yang Harus Kulakukan untuk Menjaga agar Hutan Tidak Hilang?
Hutan itu Indonesia menjabarkan ada 6 aksi yang bisa kita lakukan agar hutan tidak hilang yaitu:
Ikut kampanye #jagahutan
Ikut memperingati hari hutan Indonesia pada tanggal 7 Agustus. Ketika kita memperingati hari hutan Indonesia, masyarakat jadi tahu dan pikiran akan terpusat ke hutan. Ini bisa dijadikan sarana untuk mengedukasi tentang pentingnya menjaga hutan.Mengonsumsi Hasil Hutan
Hutan menghasilkan kekayaan yang melimpah, seperti madu, buah-buahan, umbi-umbian. Dengan mengonsumsi hasil hutan kita turus melestarikan hutan. Namun, sebaliknya perlu dikurangi penggunaan seperti tisu, kertas dan kemasan makanan yang terbuat dari kayu hutan.
Berkunjung ke Hutan
Melihat, menghirup dan menikmati keindahan hutan secara langsung akan membuat kita mencintai hutan. Di daerahku hutan adat, Lubuk Beringin yang terletak di Bathin III sangat indah, pohon berdiri kokoh yang terdiri dari pohon yang berusia sudah tua. Sungai yang mengalir, gemericiknya membuat hati fresh. Untuk sampai ke tempat ini hanya butuh waktu satu jam perjalanan dari kota Bungo. Tiket masuk suka rela. Kelelahan menempuh perjalanan yang mendaki dan menurun akan teobati dengan mandi di sungai Lubuk Beringin yang alami terbentuk dari hutan sebagai puncak keindahan sekelilingnya.
Ceritakan tentang Hutan dengan Karya dan Talentamu
Kita bisa mengajak untuk melestarikan hutan dengan cara bercerita, dengan sebuah tulisan atau melalui bakat bermain musik, menyanyi yang semuanya terinspirasi dari hutan kita yang hebat.
Mengadopsi Pohon di Hutan
Adopsi pohon, kita bisa mendonasikan uang pada pengelola hutan untuk menjaga pohon agar tetap lestari.
Pengertian adopsi hutan |
Cari Tahu Apa itu Adopsi Hutan, Yuk!
Dilansir dari hutan itu Indonesia, mengadopsi pohon adalah mengapresiasi kehidupan-kehidupan alam liar yang telah tumbuh berpuluh-puluh tahun dan kehidupan masyarakat sekitar hutan yang secara arif menjaga dan memelihara pohon-pohon di sekitar mereka.
Gerakan adopsi hutan merupakan gerakan gotong royong, saling membahu dan semua bisa ikut terlibat dalam menjaga hutan yang masih ada. Dengan cara kita mendonasikan sejumlah uang, kemudian nanti akan disalurkan kepada lembaga masyarakat setempat untuk patroli hutan adat, melengkapi peralatan, membuka usaha hasil non-kayu dan klinik kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat adat atau masyarakat yang tinggal di kawasan hutan desa, sangat membantu dalam menjaga kelestarian hutan. Ada peraturan atau falsafah turun temurun yang menjadi kekuatan untuk menjaganya. Namun, pergerakan ekonomi yang sangat lambat di masa pandemic, banyak orang dirumahkan dan banyak orang tidak mempunyai uang, tentunya sedikit banyak mempengaruhi masyarakat adat dan menghambat kelancaran menjaga hutan. Bertambah horor jika sewaktu-waktu dapat tekanan dari perkebunan untuk menumbangkan pohon. Pilihan yang sulit bukan?
Pengalaman suami saya ketika berkunjung ke hutan desa, Lubuk Beringin. Kehidupan masyarakat adat di lingkungan hutan memang terlihat miskin. Rata-rata mereka bekerja sebagai petani karet yang turun-temurun sudah digarab. Nah, harga karet terjun bebas pula selama pandemic ini.
Jadi, adopsi hutan ini sangatlah tepat membantu masyarakat adat untuk tetap survive dan menjaga kelestarian hutan. Barangkali, uang yang kita donasikan tidak seberapa namun menurut mereka itu adalah anugrah terbesar. Diterima dengan senyum terkembang dan rasa syukur yang berkali-kali diucapkan.
Keuntungan adopsi hutan |
Apa Sih Keuntungan Adopsi Hutan untuk Diri Sendiri?
Adopsi hutan selain bermanfaat untuk masyarakat adat dan hutan itu sendiri, juga bermanfaat bagi yang berdonasi lho, seperti:Adopsi Hutan, Berkesempatan Beramal Jariah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian pohon/ tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari hadits no.2321).
Nah, dengan adopsi hutan, kita ikut berkontribusi dalam menjaga kelestariannya. Menjadi sedekah kita. Menjadi amal jariah. Bahkan dalam redaksi yang berbeda disebutkan meskipun telah tahu bahwa esok akan kiamat, tetap disunahkan untuk menanam. Coba bayangkan banyaknya pahala yang kita dapat dari kebaikan sebuah pohon yang kita donasikan. Ketika pohon memberi buah lalu dimakan. Ketika pohon itu dimanfaatkan dan oksigennya dihirup oleh fauna dan banyak orang. Yuk, turut adopsi hutan!
Adopsi, Alternatif Pelestarian Hutan
Adopsi hutan adalah memelihara pohon yang telah ada. Ini adalah pelestarian hutan yang menurut saya kekinian. Mudah. Semua orang bisa terlibat, meskipun tinggal diluar Negeri. Semua kalangan masyarakat bisa menjaga hutan. Hanya dengan satu klik berdonasi, bisa ikut melestarikan hutan. Jadi jangan cemas jika tinggal di kota atau luar Negeri dan dalam situasi rebahan saat pandemic, tinggal klik donasi saja kok!
Cara adopsi hutan |
Bagaimana Cara Ikut Adopsi Hutan?
Ada empat langkah untuk ikut adopsi hutan, yaitu:
Ada empat langkah untuk ikut adopsi hutan, yaitu:
- Buka https://kitabisa.com/campaign/harihutanid lalu klik masuk untuk berdonasi
- Masukan nominal donasi yang anda inginkan, anda bisa mulai berdonasi minimal Rp. 10.000 hingga jumlah tidak terbatas.
- Pilih metode pembayaran. Melalui bank apa anda akan transfer donasi
- Ikuti instruksi pembayaran. Anda akan mendapatkan kode transfer mengikuti nominal yang akan dibayarkan. Lalu, silahkan transfer.
Selamat! Anda sudah terlibat dalam hal baik yaitu menjaga hutan dan kelangsungan hidup keaneragaman hayatinya. Berapapun uang yang kita sumbangkan untuk adopsi hutan sangat membantu masyarakat adat dalam melestarikan hutan. Jika mereka cukup finansial jangankan menjaga, mereboisasi hutan tanpa dimintapun insya Allah bersedia. Mereka ikut menjaga kelangsungan hidup orang banyak. Menjaga pasokan oksigen. Membiarkan hutan menyerap karbon dioksida. Memungkinkan iklim agar tetap stabil. Mengulang kutipan,
“Jika kita pernah sakit dan menderita karena kehilangan, berfikirlah untuk menjaga yang masih ada.”
Yuk, lestarikan hutan kita yang masih ada dengan cara kekinian, yaitu adopsi hutan!
Sumber:
- https://hutanitu.id/
- https://news.mongabay.com/2020/08/indonesia-welfare-program-poverty-alleviation-pkh-deforestation-study/
-
Saya baru dengar istilah Adopsi Hutan ini, nih. Sangat mendukung tentunya. Ayo, kita kembalikan hutan kembali rimbun dan biarkan masyarakat adat mengelola hutan secara alami.
Saya suka sekali dengan quote dari Nabi Muhammad SAW dan tentang menghargai apa yang ada.
Saya baru tau perihal donasi ini, nanti saya coba tengok. Terima kasih infonya kak.
seberapa pun yang disumbangkan kamu akan menyelamatkan paru-paru bumi dari kerusakan.
Aku sudah coba ikut berpartisipasi juga
Btw programny bagus mba
Jd mereka yg ingin terlibat tp belum bisa berkiprah langsung bisa pakai cara donasi ini
Dari langkah kecil bersama tentu bisa memberikan kontribusi yang besar
Seperti adik perempuanku,dia setelah menikah ikut suami tinggal di desa.
Bercerita mencari sayuran untuk dikonsumsi,seperti sayur pakis dan lain nya.
Gak kebayang kan kalau hutan yang dijadikan sumber kehidupan semakin lama semakin habis karena ulah manusia itu sendiri.
Program yang bagus untuk sama-sama berperan mengadopsi hutan ya. Terima kasih infonya Mbak. ��
Aku pernqh bqaca salah satu cra menjaga hutan adlah dg melestarikan cerita rakyat
Salah satunya soal harimau di sumatera
Dg rasa takut mereka jd menghormati hutan