Belajar dari Hidup Caswara, Beginilah Agar Hidup Penuh Kebaikan
Caswara seorang bocah berusia 10 tahun baru-baru ini menghentakkan hati public, bagaimana tidak dia ditemukan Dedi Mulyadi pada jam tengah malam di jalanan sedang memulung. Di saat anak seusianya meringkuk didalam selimut. Di saat orang-orang dewasapun memulai bermimpi. Anak ini berjalan menelusuri gelap malam demi bisa dapat rongsokan.
Dia berjalan tanpa alas kaki, dengan karung berisi rongsokan di punggungnya. Bajunya yang lengan panjang barangkali tak cukup melawan malam yang menggigil. Ia berjalan, sambil pandangannya dilempar ke kanan dan kiri kalau ada barang rongsokan yang bisa dipungutnya. Belajar dari hidup Caswara, bagaimana dia bisa jalani takdirnya dengan begitu ikhlas. Sehingga, ia diberikan kebaikan. Kehidupannya pun berubah dratis sejak malam itu. Simak yuk kisahnya!
Aku mengenal Caswara sejak menonton channel kang Dedy Mulyadi berdurasi 25 menit 13 detik. Sampai saat ini, kisah ini sudah ditonton 494.031 kali. Kisah yang menurutku bisa mengetuk hati nurani setiap orang yang menontonnya.
Kisah ini dimulai dari kang Dedy bertemu Caswara di jalan jam 12 malam. Dengan membawa rongsokan di punggungnya, ia bercerita sedang mencari ayahnya yang juga sedang mencari rongsokan. Penasaran, kang Dedy mengajak caswara ke rumahnya. Mereka menyebutnya saung. Terletak di pinggiran rawa. Akses jalannya menuju saung begitu rumit. Melewati semak-semak dan tanpa penerangan. Sekitar berjalan 15 menit, bisa menemukan sebuah panggung yang kanan kirinya terdapat banyak karung untuk menutupinya.
Aku memposisikan diri sebagai Caswara tentu tidak akan kuat. Tinggal sendirian di tengah rawa. Tanpa penerangan. Ditemani pengusir nyamuk, yaitu alas telur yang dibakar. Ini seorang anak harus menanggung beban seberat itu?
Nasib tidak dapat dihindari. Malang tidak untuk ditangisi. Caswara punya pribadi yang kuat. Tidak cengeng bahkan trampil dalam survive untuk hidupnya. Muka yang tegar, jawaban yang tegas dan tidak lembek menunjukan kalau Caswara begitu ikhlas jalani kehidupan seperti itu.
Syukurlah, kang Dedy mengambilnya sebagai anak asuh. Mulai malam itu kehidupannya berubah dratis. Bukan saja tempat tinggal yang berubah. Seluruh segi hidupnya juga berubah. Dia yang dari jalanan diarahkan untuk lebih baik lagi. Meskipun tidak mudah untuk mendidiknya seperti kata seorang sahabat Elva Nasira pada tulisannya zaman penuh waspada. namun kita dapat belajar dari hidup Caswara tentang empat hal yaitu:
Selalu Bersyukur, Tidak Mengeluh
Senyum yang mengembang di bibir caswara menyiratkan bahwa ia selalu bersyukur atas getirnya kondisi hidup dan takdir yang ia alami. Dia berusaha survive memenuhi kebutuhannya sendiri. Cari makan sendiri. Tidur sendiri. Al hasil sejak pertemuan pertama dengan kang Dedy, kehidupannya berubah. Diberi tempat bernaung. Diberi makan dan minum. Dan yang terpenting diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Sedikit banyak kehidupan dijalanan memberikan mindset yang kurang baik bagi Caswara.
Memiliki Etos Kerja yang Tinggi
Anak berumur 10 tahun hidup sendiri dan mencari makan sendiri tentu memiliki etos kerja yang tinggi. Jam 12 malam masih mencari rongsokan. Kalau dia hanya berleha-leha saja barangkali kehidupannya tidak berubah. Sebab jalannya mencari rongsokan pada tengah malam itulah yang menjadi jalan ia bertemu kang Dedy dan hidupnya berubah menjadi lebih baik setelah diasuh sebagai anak angkatnya.
Tidak Menjadi Peminta-minta
Menjadi miskin dan terlantar tidak menjadikan Caswara menjadi seorang peminta-minta. Minta belas kasihan. Minta perhatian. Minta uang sebagai pengemis. Namun, ia memilih menjadi pemulung.
Berani
Hidup sebatang kara, tertidur di tengah rawa menciptakan karakter berani. Berani melawan rasa takut berada di gelap malam dan jauh dari orang-orang. Berani mengahadapi kenyataan bahwa diri tidak punya dan harus tetap berusaha agar tetap bertahan hidup.
Nah, belajar dari hidup Caswara kita bisa lebih bersyukur dengan kehidupan yang Rabb beri, tidak mengeluh sebab diluaran sana masih banyak Caswara-caswara yang lebih tidak beruntung. Dan teruslah berjuang, sebab kita tidak tahu pada moment yang mana Rabb beri pertolongan. Tugas kita hanya terus berjuang untuk kehidupan ini. Bukankah kita diciptakan dengan tujuan beribadah?
Bagi teman teman yang penasaran bagaimana Caswara bisa hidup sebatang kara. Dan kehidupannya setelah diasuh oleh kang Dedy. Bisa kunjungi channel kang Dedy Mulyadi. Ada video video yang menggetarkan jiwa. Dan jangan lupa siapkan tisu. Tonton bersama orang orang terkasih. Agar semakin terasa rasa syukur kita kepada Rabb.
pasti bingung tuh aku belum nonton nih kak. Kadang suka mikir kalau ada anak kecil atau orang tua yang sudah renta yang hidup sebatangkara, apa bener2 ga punya sodara sama sekali ya.
pasti bingung tuh aku belum nonton nih kak. Kadang suka mikir kalau ada anak kecil atau orang tua yang sudah renta yang hidup sebatangkara, apa bener2 ga punya sodara sama sekali ya.
Karena hidup butuh perjuangan agar kita dapat lebih menghargai apapun dalam hidup kita.
Bocah 10 tahun "Caswara" aja gak nyerah sama hidup,masa kita mengeluh soal hal kecil kadang.