Adakah Teman Sekolah Toxic, Sebaiknya Ayah Bunda Mengetahuinya
Daftar Isi
Sudah lama sekali saya tidak mengisi blog ini. Terakhir tanggal 16 Agustus 2023 artinya sudah 1,5 bulan blog ini tidak "berpenghuni". Kalau ibarat rumah tuh ya, pasti banyak debu dan juga berasa horror rasanya. Baiklah, agar tidak terlalu berdebu maka blog akan saya isi kembali dengan artikel organik.
Kali ini saya tertarik untuk membahas mengenai teman sekolah yang toxic dimana mungkin sering ditemui oleh anak-anak kita. Hanya saja mungkin anak kita tidak menyadari bahwa individu yang menjadi temannya di sekolah membawa pengaruh buruk atau toxic bagi dirinya. Maklum saja namanya anak kecil terkadang tidak peka terhadap lingkungan.
Namun sebagai orang tua, kita harus peka terhadap lingkungan pergaulan anak. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengajak anak bertukar pikiran setelah pulang sekolah. Di malam hari, ketika hendak tidur, coba bangun bonding dengan anak. Ajak mereka bercerita mengenai kegiatan ketika di sekolah siang harinya.
Tugas orang tua tidak hanya bertanggung jawab atas nafkah materi semata, namun pastinya bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak.
Berteman merupakan kebutuhan naluriah setiap manusia. Termasuk anak ketika mereka bersekolah. Siapa yang tidak ingin punya teman. Bahkan jika seorang siswa di sekolah tidak punya teman, akan dianggap sebagai pribadi yang ansos alias anti sosial. Kalau sudah begitu, pastinya akan semakin dijauhi oleh teman-temannya donk.
Ciri Tema Toxic di Sekolah, Ajarkan Anak Untuk Berani Bersikap
Berikut merupakan ciri-ciri teman sekolah yang toxic yang patut diwaspadai oleh anak Anda di sekolah:
1. Suka Mengambil Keuntungan Dari Kita
Contohnya saja ketika ada pekerjaan rumah pelajaran tertentu, teman yang toxic tidak akan mau mengerjakannya, namun justru mengambil kesempatan dengan memanfaatkan kecerdasan teman lainnya yang sudah mengerjakan PR tersebut.
Bayangkan jika Anda memiliki anak yang dimanfaatkan kepintarannya oleh teman toxic tersebut, tentu tidak akan terima jika buah hatinya diperlakukan begitu. Ibaratnya, kita yang kerja dan belajar sampai larut malam, eh hasilnya digunakan untuk keuntungan orang lain.
Cara menghadapi teman toxic yang suka mengambil keuntungan dari kita adalah dengan bersikap tegas. Untuk siswa yang baru duduk di bangku sekolah, jika merasa takut dengan teman toxic itu, segera laporkan kepada guru wali kelas. Tentu saja untuk memberikan efek jera agar teman toxic tidak melakukan perbuatan yang merugikan sebagian siswa di sekolah.
Apa saja sih bentuk suka mengambil keuntungan yang dilakukan oleh si toxic, berikut contohnya:
- Mencontek pekerjaan rumah atau ulangan siswa lainnya
- Meminta bekal makanan siswa lainnya sementara dirinya sendiri tak pernah membawa bekal
- Meminta uang jajan siswa lainnya, berlagak seperti preman.
- Nebeng pulang bareng dengan teman yang dijemput oleh orang tua atau supirnya.
- Bermain ke rumah temannya tanpa tahu batasan waktu.
2. Teman yang Suka Menghasut
Tidak hanya di dunia kerja saja kita akan menemui orang bermuka dua. Ketika menuntut ilmu di sekolah tak jarang kita bertemu dengan teman yang sukanya mengadu domba satu dengan lainnya.
Teman sekolah yang suka menghasut, tidak hanya mengadu domba diantara sesama teman, namun yang lebih parah bisa menghasut guru untuk bersikap tidak seimbang kepada murid lainnya.
Tentunya kondisi seperti ini tidak sehat dalam proses belajar mengajar. Murid yang dihasut oleh teman toxic bisa terdampak psikologisnya seperti mengalami stress dan tertekan apabila harus masuk sekolah setiap harinya dan bertemu dengan si toxic itu.
Ayah Bunda harus peka ya dengan anaknya yang mungkin sering mendapat kekerasan verbal dengan teman toxicnya.
Tak mudah tentunya kita mengajarkan kepada anak bagaimana harus mengambil sikap terhadap teman sekolah yang toxic.
Penutup
Saat ini ada banyak kasus kekerasan terhadap siswa di sekolah yang disebabkan oleh teman-temannya sendiri. Tentu kita tidak ingin buah hati menjadi korban dari kekerasan tersebut. Kekerasan pun tidak melulu secara fisik. Bully merupakan kekerasan verbal yang rentan dialami oleh para siswa di sekolah. Oleh karena itu kita harus melindungi anak-anak kita jangan sampai mereka mengalami segala bentuk kekerasan di sekolah.
Teman toxic yang mendekati anak kita di sekolah juga harus mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan dari sifat toxic itulah secara tak langsung bisa membuat tekanan batin sehingga menyebabkan stress bagi siswa di sekolah yang mengalaminya.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar